Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Curhat: Nasib Anak Kost

Nasib anak kos dipertengahan bulan. 
Ditagih bayaran kos karena telat membayar.
Datang dari jauh dikota orang untuk menimba ilmu apa daya, patah tangkai gayungnya.
Tak jadi menimba ilmu, gelar sarjana tak kesampaian. 

Dipandang sebelah mata, dianggap tak bisa apa-apa.
Nasib oh nasib, terlanjur...menyesal­ tiada guna, jalan hidup sudahlah terjadi tak bisa kembali untuk merubah apa yang telah terlewatkan.
Mungkin hanya diam dan melihat pada kemampuan diri, apa yang bisa dilakukan agar tak dipandang sebelah mata.
Bangkit dengan sisa-sisa semangat yang ada untuk hari esok. 

Hidup bukan hanya untuk hari ini, hidup masih terus berlanjut.
Malam masih berganti kesiang dan seterusnya. 


Berbagai problema yang kuhadapi tak lantas patahkan niatku untuk belajar dari apa yang kulihat, belajar dari apa yang kubaca dan belajar dari apa yang ada disekitarku.

Untuk bapak dan ibu pemilik kos, maafkan aku yang telat membayar kos.
Bukan aku sengaja, atau lupa untuk membayar tapi kondisi kantong yang kualami memanglah demikian.
Sebulan duabulan bahkan tiga bulan baru ku bayar.


Maafkan aku anak yang belum bisa buat bangga ayah dan ibu, kakak dan saudara sekalian, terimakasih untuk semuanya.


Tak banyak yang ku buat untuk saat ini. 


Masih disini terkurung dalam kamar kos menunggu dan berharap keajaiban yang datang.
Dan untuk kekasihku, terimakasih untuk kebersamaan dikota ini dalam menjalani hari-hari yang kelabu ini.

Jogja, 23 Agustus 2015