Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Malam Minggu di Pantai Parangtritis

Pesan masuk di BBM menanyakan kesediaan untuk ikut sama-sama beberapa teman ke pantai. Memang rencana untuk kesana sudah dibicarakan dari beberapa waklu lalu sebelum ujian mid. Ada seorang teman yang saya kenal melalui si Aried. Namanya Habib dan dia kuliah di UIN Yogyakarta. Mereka yang lagi buat kegiatan makrab dipantai tersebut. Dan saya dengan beberapa teman hanyalah sebagai kunjungan biasa kesana. Sekaligus ini bagian dari refresing karena ujian telah selesai. Ujian yang cukup menguras otak dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dengan durasi waktu yang terbatas itu.

Pada sore harinya titik kampul dikampus UP45 namun beberapa teman tidak bisa ikut akhirnya kami bertujuh yang pergi.  Dari depan kampus UP45 kami jalan sekitar pukul 18.00 WIB sampai disana sekitar pukul 19.00 WIB. Tidak begitu sulit mencari lokasi tempat makrab mahasiswa UIN tersebut. Kamipun sampai lantas disuguhi kopi panas. Sambil cerita-cerita. Beberapa saat kemudian kami berjalan kearah pantai berpasir. Dibawah remang cahaya bulan kami duduk sambil bernyanyi dengan alaskan tikar dilantai pasir.

Terlihat dikejauhan lampu-lampu berwarna warni menyala menghiasi sudut pantai. Suara deburan ombak memecah keheningan alam. Tak sadar kami bagai terhipnotis oleh suasana sepi hanya bunyi ombak. Waktu yang biasanya serasa cepat kini bagai melambat.
Yah kami nikmati malam minggu diatas pantai berpasir. Keluar sesaat dari rutinitas kampus. Jalan malam disini untuk refresing.

Ada kisah lucu saat saya dengan mace pergi  beli jagug bakar diujung pantai sebelah. Saat melintasi terlihat ada 2 orang bapak-bapak yang duduk dengan sebuah pelita didepannya. Ada juga beberapa makanan pisang dan sebagainya. Yang Nampak oleh saya itu seperti penjual sehingga saya langsung datangi dan bertanya, pak ada jual jagung bakar? Yang ditanya diam saja. Lalu saya dibisiku oleh mace untuk ajak jalan. Saya baru menyadari kalau didalam Nampan yang ada tersebut berisi sesajen untuk jalankan ritual. Entah ritual apa yang ereka lalukan. Saya tersadar dan jalan sambil dalam hati mengucap doa. Membiarkan mereka menjalankan ritual mereka.