Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Menolak Poligami di Papua

 
Beberapa saat  ini beredar informasi ada seorang ibu yang juga anggota MRP Papua tentang Poligami. Alasan dibalik poligami menurut si ibu ini karena genoside yang terjadi di Papua semenjak indonesia menganeksasi Papua pada 1963 silam. Jumlah jiwa Orang Asli Papua hingga saat ini tidaklah besar, masih jauh lebih banyak dibanding dengan Papua Nugini.

Disebuah postingan situs online dimuat tentang tulisan berita pernyataan siibu tersebut. Saya tidak sependapat. Apapun alasannya tidak dibenarkan jika poligami diatur untuk OAP.
Mengingat Papua dengan mayoritas kristen, sudah pasti secara agama kristen sangat bertentangan. Tetapi bukan hanya soal agama, menurut saya ada hal lain lagi, yaitu alangkah baiknya jumlah jiwa yang ada saat ini diutamakan untuk diperhatikan. Misalnya, ada anak-anak aibon, anak-anak Papua di terminal-terminal, di emperan yang hidupnya dijalanan, ini perlu diurus, perlu diatur, perlu diberikan fasilitas atau dibantu untuk pendidikannya.
Kalaupun nanti poligami jadi diundangkan ataupun diterapkan diPapua hanya akan menambah generasi yang ada dipinggir-pinggiran lagi.
Anak Papua yang lahir karena dorongan percepatan pertumbuhan penduduk itu akhirnya tidaklah sama dengan generasi yang sebelumnya yang masih memaknai dan mengenal adat isitiadat secara baik.

Saya pikir, bukan solusi dengan poligami, solusi terbaiknya adalah perhatian terhadap generasi yang ada saat ini.

Bagaimana menurut kawan-kawan?