Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Matinya sebuah harapan

Memikir sembari berjalan dimalam buta. Meraba tanpa penerang tetapi terus saja melanjutkan langkah menapaki kesunyian malam. Ia tetap bersemangat mengejar harapan yang serasa makin mendekat. Aroma bunga malam, wewangian tak kusut atau desis hysteria si kumbang malam. Ia masih juga berjalan. Kesunyian itu menghantarkan langkahnya pada sebuah tujuan yang entah kapan ia raih.

Pernah juga aku bermimpi setinggi bulan diatas sana, pernah juga bermimpi yang jauh lebih dari itu. Tetapi berjalannya waktu mimpi itu tetaplah menjadi sebuah mimpi. Niatan yang bukan lahir didunia nyata tetapi hadir hanya didalam mimpi. Mimpi itu menjadi kenangan yang telah hilang seiring melajunya waktu yang tiada terasa.

Liku kehidupan dari suka bahkan duka. Dari penuh semangat sampai pada titik dimana semangat itu kendur. Aku tak tahu mengapa? Tapi sebisa mungkin aku menjawab, bahwa ada batasan dalam hidup setiap orang telah ditakdirkan. Garis hidup yang sesuai harapan maupun yang tak sesuai dan menjadikannya bertentangan.

Terkadang tak percaya pada takdir, tetapi dalam kenyataannya scenario kehidupan kita telah diatur sang kuasa. Kita adalah pemain dari setiap peran yang diberikan. Tanpa bisa kita tolak, pilihan yang sesuai maupun yang tidak. Bahkan bisa saja segalanya berjalan mulus lalu mulai rusak disana sini. Atau bisa juga ketika diberi kelebihan untuk saat ini tetapi akan mendapat kehancuran dikemudian hari.

Lalu matinya sebuah harapan terjadi ketika ambisimu ternyata hanya sebatas tatapan, kau tak bisa meraihnya apalagi sampai pada harapan tersebut. Harapan besar itu terkubur dalam hati, tanpa bisa kau munculkan lagi. Tersisa penyesalan saat itu telah terjadi. Lampiaskan saja pada hal berguna atau minimal pengalih perhatian. Dari satu harapan mati, mulai lagi harapan lain yang masih tersimpan jauh dilubuk hati

# coretanmalam

Gabhex | Bisa Papua