Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Macam-Macam Unjukrasa, Demo Mahasiswa, Buruh, Petani dll

1. Unjukrasa mahasiswa

Unjukrasa mahasiswa harus dan wajib berbasiskan analisis intelektual ilmiah. Kekuatan gerakan ini bukan terletak pada jumlah/kuantitas peserta aksi akantetapi pada manajemen isu dan propaganda media. Aksi diikuti 3 orang pun jadi (ex: 1 org pegang megapon, 1 org pegang bendera berkalungkan poster tuntutan/seruan, 1 org sebar brosur/media) asalkan isu dikelola secara optimal (waktu/tempat yang tepat, kontak media cetak dan elektronik dengan baik).

2. Unjukrasa Buruh, petani, profesional dll

Unjukrasa ini berbasiskan massa penuh, meskipun (mungkin) peserta aksi juga telah melakukan analisis isu dengan baik. Secara umum aksi ini di/tergerakkan oleh isu atau kebijakan yang merugikan diri dan komunal profesinya.

3. Unjukrasa gabungan buruh, tani, mahasiswa.

Unjukrasa dapat berlangsung masif dan efektif jika aksi ini dikelola secara optimal. 

4. Unjukrasa bayaran

Pihak manapun bisa terlibat dalam aksi ini. Baik mahasiswa, petani, buruh atau kalangan profesional jika melakukan aksi hanya berdasarkan deal dengan pihak-pihak tertentu yang berkepentingan.

Contoh Perbedaan :

Kasus kenaikan harga BBM.
  • (Idealnya) mahasiswa unjukrasa setelah melakukan studi empiris ternyata kebijakan itu tidak tepat ditinjau dari segi ilmu ekonomi, politik dan sebagainya. Bukan karena jika harga BBM naik, harga nasi bungkus di “Pak Musawir” juga turut naik.
  • (Pada umumnya) buruh/petani unjuk rasa karena secara langsung dirugikan oleh kebijakan tersebut. Kebutuhan pokok meningkat. Sembako mahal. Munculnya PHK dll.

Faktor keberhasilan mobilisasi massa :

1. Ideologis
Demonstrasi masif dan efektif membutuhkan waktu, tenaga, biaya, keseriusan yang tinggi. Semua itu hanya bisa dibayar dengan ideologi. Ideologi, konsep dasar berpikir. Ideologi yang matang dan terasah mampu “membeli” cita dengan keadaan apapun.

2. Materi (uang, gengsi, dll)
Pengerahan massa yang berbasiskan materi (tidak harus berbentuk uang tunai, bisa beasiswa, rokok, dll) sangat mudah terpatahkan. Jangankan oleh tekanan pihak-pihak tertentu, menghadapi terik matahari pun mereka akan kendor.

Memiliki 3 Aspek :

1. Persuasi –> untuk pemerintah, penguasa (pihak terkait)
Menyampaikan aspirasi dan koreksi atas peraturan (UU/berbagai produk hukum) untuk kepentingan umum yang berkeadilan dan berkesejahteraan, perlawanan atas penguasa yang tiranik dan hegemonik.

2. Edukasi –> untuk publik, rakyat
Mencerdaskan rakyat Indonesia seutuhnya dan seluruhnya. Menjembatani arus informasi antara rakyat dan penguasa secara lebih adil, berimbang dan terbuka.

3. Konsolidasi –> untuk internal gerakan, penguatan ideologis
Penguatan ideologi, pemikiran, pemahaman, cara pandang, pola pikir, nalar kritis dan analisis secara komunal (ikatan, kedaerahan, bangsa).

Faktor yang MELEMAHKAN Demonstrasi :

1. Faktor internal (front, ikatan, himpunan, dll)
– Peserta aksi tidak serius (SEKALI LAGI, Unjukrasa TIDAK SAMA dengan PAWAI)
– Peserta aksi tidak solid
– Korlap kurang menguasai keadaan, hingga massa aksi tercerai berai dan kurang khidmat
– Peserta aksi Clometan

2. Faktor publik
– Kepercayaan publik lemah.
(misal: SEKALI SAJA IMM di-Cap/terlabeli oleh publik/wartawan/aparat sebagai organ gerakan yang tidak serius memperjuangkan aspirasi rakyat, maka SELAMA-LAMA-LAMA-LAMAnya aksi-aksi IMM hanya akan dianggap angin lalu dan pesertanya pun hanya akan dianggap sampah. Camkan ini baik-baik kawan….!!)

3. Faktor pemerintah/penguasa
– Kepercayaan lemah
(ingat, Kredibilitas komunitas kita sangat mahal harganya!)

Komponen Demonstrasi :

1. Penanggung jawab
Ketua Umum atau pimpinan organisasi / Koordinator Umum

2. Korlap (Koordinator lapangan)
Yang dipilih dan kompeten. Menguasai isu. Dipercaya oleh anggota organisasi/peserta aksi

3. Agitator
Berada di tengah-tengah/samping atau manapun dibarisan untuk terus memberikan semangat pada peserta aksi. Namun, harus selaras dengan komando ataupun kata-kata korlap. Jadi, tidak bersifat clometan. (INGAT, MATA PUBLIK sedang memperhatikan anda melalui mata kamera, TELINGA PUBLIK sedang mendengarkan ucapan anda melalui pena wartawan). Agitator diharapkan mampu meredam aksi yang tak terkendali. Begitupula membakar semangat peserta aksi jika massa aksi telah mulai lemah.

4. Aster (asisten teritori)
Antisipasi penyusup dan mengatur arus lalu lintas. Jadi, aster tidak diperkenankan memegang logistik. Ex: bendera, dll.

5. Logistik
Bendera secukupnya (jangan norak), pengeras seimbang dengan kuantitas massa aksi, media (poster, pamlet, brosur, dll), dokumentasi, pernyataan sikap, konsumsi, dsb.

6. Keamanan dan kesehatan
Catatan :
Orator tidak perlu ditentukan sebelumnya. Tapi kita dorong penuh semua peserta aksi mampu berorasi. Dengan catatan sesuai dengan isu aksi dan materi yang telah didiskusikan sebelumnya

Pertimbangan aksi :
1. Manajemen isu
2. Waktu (jam/hari/tanggal)
3. Blow up media
4. Perijinan (sesuai UU, 2×24 jam sebelum aksi, tapi jika mendesak bisa diusahakan)
5. Disajikan menarik perhatian. (jika perlu ada aksi teatrikal, logistik pendukung semacam keranda, berpakaian pocong, dsb.)

Saran :
Kawan, jangan pernah ajari kader-kader kita dengan simulasi UNJUKRASA. Karena unjukrasa adalah urusan ideologis bukan sekedar aktivitas fisik. Dan bukan aktivitas yang harus dihafalkan secara teknis. Karena teknis di lapangan bisa berkembang dan berubah-ubah secara kondisional.
Ajarilah mereka menyelami ide-ide Al-ma’un Ahmad Dahlan, gagasan aksi massa Ali sharia’ti konsep aksi massanya Marx, konsep gerakan rakyatnya Soekarno, dsb. Tidak ada sejarah jika Soekarno dan Hatta pernah belajar memproklamasikan sebuah negara sebelumnya, tapi secara ideologi dia mengasah diri di Studies Club Sekolah Teknik Bandung. Gerakan mahasiswa tahun 65, malari, ’78, ’85, ’93 dan puncaknya ’98 pun tidak pernah mereka pelajari secara teknis seperti halnya simulasi Demo dsb. 
Tapi mereka mengasah otak untuk terus menganalisis keadaan dan terus bernalar kritis. Itu saja!

Fastabiqul Khairot 
Sumber:https://immengineering.wordpress.com/2012/05/21/macam-macam-demonstrasi/