Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Musim Pilkada dan Persoalan Keluarga

Tingkatan masyarakat yang kadang termakan oleh janji dalam visi dan misi kandidat dari para calon bupati mejadi persoalan yang selalu dirasakan. Masyarakat arus bawah kadang termakan dalam gaya berpikirnya sendiri dan bahkan terkesan mengabaikan pikiran positif akan pentingnya kekeluargaan.

Dan ditahun 2015 ini kembali lagi kita disuguhi tontonan politik yang sudah tentunya muaranya akan meninggalkan jejak-jejak persoalan digaris rakyat. Entahlah persoalan ketidakjujuran atau pasal-pasal yang dilanggar pokoknya sudah pasti sangat banyak.

Seperti di Fakfak, tanpa saya bermaksud menjatuhkan atau memojokan para kandidat yang maju pada pilkada lalu, fakta telah berhasil membuat masyarakat terkotak antara pendukung A dan pendukung B, dan sudah begitu semua menjadi pintar dalam politik lalu kesampingkan kekeluargaan. Antara sesame marga bahkan kampong menjadi saling tertutup sudah tidak lagi saling terbuka seperti awal-awal sebelum sistem pilkada langsung dipakai.

Sungguh ironis bahkan kelompok massa masing-masing kandidat sudah secara terang-terang saling adu dan lain sebagainya. Padahal ini bukanlah  yang terbaik untuk tindakan politik dan demokrasi yang sesungguhnya. Sudah sepantasnya kita saling menhargai setiap keputusan yang ada, jika tidak sesuai silahkan kita adukan sesuai dengan jalu-jalurnya atau mekanismenya. Bukan lagi dengan andalkan kekuatan basis massa untuk menunjukan bahwa kita yang unggul dan mereka yang lain tidak.

Jadi kita dapat saja mengikis segala perbedaan pandangan politik dengan tetap mengacu pada rambu-rambu kekeluargaan yang ada. Sebut saja, marga yang sama, atau ada hubungan kekeluargaan yang sama, jangan karena beda pilihan politik sikandidat kita termakan hasutan untuk saling tidak menyapa. Mari kita bangun keharmonisan didalam perbedaan pandangan politik yang ada untuk menuju proses demokrasi yang dewasa.

Semoga Demokrasi Kita Semakin Kearah Yang Lebih baik