Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Renungan pagi "Bersyukur Tanpa Ibadah"



Sudah hampir memasuki tahun kedua sa menjauh tanpa injakan kaki dan masuk ikuti ibadah hari minggu. Minggu demi minggu berlalu, bulan dan tahunpun masih sama. Padahal sebagai orang-orang percaya wajib untuk mengikuti ibadah dimana saja berada dan tanpa memandang itu gereja apa; kecuali gereja antikris.

Tapi kenapa sa menjadi malas begini. Pernah sa coba untuk tenangkan diri dan melihat jauh dilubuk hati mencari alasan yang tepat kenapa tidak ke gereja. Apakah ini karena lingkungan yang ada. Ataukah efek internet. Masuk warnet bisa berlama-lama tapi masuk gereja malas.

Secara pribadi sa sadari dampak dari kemalasan itu mengakibatkan aliran berkat juga terbatas. Semakin mendekatkan diri maka semakin besar peluang untuk meraih apa yang diiimpikan tetapi sebaliknya semakin menjauh maka resikonya berkat jauh. Ada ketidaktenangan didalam diri yang terus bergejolak.

Satu hal yang membuat sa bersyukur Tuhan Yesus tidak lepas tangan dalam sa punya hidup. Ia masih tetap ada dan memberi sa kesempatan hidup. Tuhan masih menjaga sa dilingkungan yang baik juga. Minoritas ditengah mayoritas tapi tetap aman terkendali. Tuhan juga masih menjaga semua keluarga, bapa mama kaka dan adik juga anak anak. Juga keluarga besar sebangsa dan tanah air Papua.
Mungkin untuk beberapa saat ini sa abaikan ibadah digereja tetapi ada saatnya sa akan kembali aktif.

Selamat pagi dan Selamat Beribadah