Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

#Pemekaran Papua Tengah; Bagaimana dengan Bomberay Raya ?

Akhir-akhir ini ramai dibahas netizen Papua terkait penambahan satu provinsi lagi di tanah Papua. Dua belum puas ditambah satu lagi yakni Papua tengah. Tidak main-main, para bupati sewilayah meepagoo mengeluarkan beberapa program yang berbobot untuk pembangunan kawasan. Tak lupa diselipkan juga agenda pemekaran Provinsi Papua Tengah.

Papua Barat Daya


Sebelumnya Papua Barat Daya juga menjadi trending, persiapan untuk mewujudkannya didorong oleh para orang besar yang punya pengaruh. Namun sampai ditahun ini belum juga terwujud provinsi Papua Barat Daya.


Bomberay Raya


Begitu pula dengan adanya sekelompok orang yang mulai mendorong lahirnya Provinsi Bomberay Raya. Provinsi ini berdasar pada wilayah adat IV, dari Fakfak sampai dengan Timika. Tuntutan bomberay raya tidak begitu menarik netizen dan terutama kaum muda atau kelompok pengkritik. Kebanyakan hanya melihat itu sebagai suatu wacana saja.

Berbeda dengan Pemekaran Papua Tengah; yang kemudian menjadi pembahasan dari berbagai kalangan. Terutama teman-teman diwilayah adat Mee Pago. Diskusi dan penolakan terhadap pemekaran terus berlangsung. Akankah terwujud provinsi tersebut? Waktu yang akan menjawab semua.

Kembali dalam kaitan batas wilayah; jika Papua Tengah mengambil batas wilayah untuk provinsi Papua tengah sampai dengan Timika, maka bagaimana dengan nasib Bomberay Raya? Seharusnya berpatok pada batasan wilayah adat. Sehingga sesuai dan tidak menimbulkan permasalahan dalam penentuan batas-batas tersebut.


Papua Barat Daya berada dalam wilayah adat yang sama dengan Papua Barat yakni Doberay. Maka wilayah adat tersebut tidak tepat untuk dimekarkan lagi. Begitu pula dengan Papua Tengah; wilayah papua tidak bisa dibagi seperti itu.

Selesaikan Dulu Persoalan Yang Ada

Terlepas dari pro kontra sambil menanti kebijakan pusat; yang menjadi perhatian bersama adalah apakah jumlah penduduk Papua telah menjadi sepuluh, duapuluh bahkan seratus juta? Perbandingan penduduk  asli dan pendatang masih dibawah lima juta sekian. Lantas segala pemekaran itu untuk siapa?

Pembangunan seperti apa yang ingin dikebut di Papua? Apakah mau semakin maju seperti Jakarta? Hongkong atau Amerika sana? Boleh-boleh saja tetapi selama persoalan mendasar yang terjadi yakni pelanggaran Hak Asasi Manusia; adanya klaim sejarah yang keliru dan penting untuk diluruskan.

Adanya pengungsian di masyakarat akibat kehadiran kekuatan Negara yang berlebihan, dan beragam masalah social lainnya. Bukan tidak mungkin sebagaimana catatan dari beberapa pengamat dari luar negeri bahwa orang Papua akan musnah dalam beberapa tahun kedepan bisa terjadi.

Sebagai generasi Papua, terus suarakan hal-hal yang memang harus disuarakan. Diam saja tidak ada gunanya. Demi generasi anak cucu dimasa depan.

Salam Blogger

Gabhex | Bisa Papua