Mahasiswa Papua Pulang Karena Alasan Ini
Mahasiswa Papua yang tersebar diberbagai kota di indonesia; memilih pulang tentu saja bukan sebuah langkah terbaik menurut beberapa petinggi negara bahkan berupaya dengan menyediakan transportasi untuk kepulangan mahasiswa dari Papua kembali ke kota studi.
![]() |
Pelajar dan Mahasiswa Nduga di Malang dan Surabaya, Jawa Timur telah memboikot semua aktivitas sekolah serta perkuliahan dan siap pulang ke Papua. – Jubi/Ist. |
Dari Sulawesi (Manado) sudah ratusan yang pulang begitu pula dengan Surabaya dan beberapa kota lainnya. Alasan kepulangan yang termuat dimedia-media antara lain karena keamanan, karena informasi hoax dan sebagainya. Benarkah karena hoax? Ah takaruang saja...
Lalu apa sebenarnya yang menjadi alasan utama yang paling sederhana dan bisa dipahami yakni penghinaan atas harga diri sebagai manusia yang sama dan sederajat. Yang sama dimata Tuhan, namun penghinaan rasial atau rasisme masih terpelihara didalam negara ini. Oleh sebab itu peristiwa rasis di Surabaya menjadi suatu peristiwa terakhir untuk anak bangsa Papua.
Boaz Solossa sang pemain top Persipura bahkan memberikan komentar yakni “lebih terhormat yang mana, 1. Monyet cari ilmu dirumah manusia. 2. Manusia cari makan dirumah monyet?? :) ”. Bagaimana pendapat kawan-awan pembaca?
Selain itu, Majelis Rakyat Papua mengeluarkan maklumat yang isinya untuk mahasiswa Pulang jika tidak aman. Begitu pula pernyataan Gubernur Papua Lukas Enembe dalam suatu acara di stasiun TV, beliau menyatakan akan memulangkan semua mahasiswa dan pelajar Papua jika mahasiswa dan pelajar Papua tidak merasa aman.
Apakah mahasiswa Papua diluar Papua tidak aman? Tentu saja secara perorang akan menjawab aman, tetapi secara komunitas atau kelompok jawabannya tidak aman. Misalnya ada suatu persoalan kecil yang kemudian terkena dampak adalah keseluruhan Papua. Misalnya ketika peristiwa atau ucapan rasis di asrama mahasiswa Papua surabaya, kemudian lagu yang dinyayikan adalah “usir-usir Papua” oleh kelompok pengepung asrama tersebut. Dalam isi lirik jelas sekali itu ditujukan kepada Papua dan Papua itu bukan hanya mereka yang ada didalam asrama tersebut. Lagu ini ketika didengar memang sangat menusuk, kalian telah mengusir kami Papua untuk pulang, sekarang biarkan kami pulang dan melanjutkan kehidupan kami dikampung halaman kami. Begitu pula kalian silahkan lanjutkan kehidupan kalian, bawa pulang semua yang kaian punya, biar negeri kami menentukan masa depannya sendiri.