Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Sering Listrik Padam; jangan Hanya Kritik di Sosmed tapi Aksi lapangan Nol

Memang semua kemudahan untuk menyampaikan pendapat ada di sosmed. Tidak peduli seusia, beda usia mapun jabatan. Apa yang dianggap bertentangan dengan hatinya atau dilihatnya akan menjadi poin-poin utama untuk diupdate ke dinding sosmednya. Di facebook, instagram maupun media sosial lainnya.

Seperti beberapa minggu ini kondisi pemadaman yang sering terjadi diseputar kota Fakfak telah mengakibatkan para netizen ramai-ramai menuliskan kritik-krtitis pedas untuk PLN di dinding pribadi maupun di grup-grup Fakfak.

Efektifkah saran ataupun kritikan melalui Sosmed?

Bisa iya bisa juga tidak. Mengapa? Alangkahnya baik kritikan, saran dan sebagainya disampaikan langsung kepada pihak terkait. Bila ada keluhan untuk PLN silahkan hubungi nomor kontaknya. Bila tidak bisa sambangi saja kantor PLN dan pertanyakan. Bila yang menjadi korban dari pemadaman ini jumlah besar; maka tak ada salahnya ramai-ramai menggelar aksi mempertanyakaan kepada pihak PLN maupun kepada pemerintah daerah maupun wakil rakyat di DPRD.

Menurut saya tidak begitu efektif bila hanya menuliskan status didinding sosmed tetapi tidak mau untuk melibatkan diri dalam kelompok yang terorganisir untuk mempertnyakan kepada pihak terkait.

Partisipasi dalam aksi jika ada yang menggelarnya atau kita yang memulai!

Daripada buang energi dengan komentar dan status yang tidak jelas tanpa mendapatkan jawaban pasti, mending ikut ambil bagian dalam aksi dengan mempertanyakan langsung kepada pihak terkait. Seperti langkah dan upaya dilakukan Aliansi Pemuda Fakfak yang telah menggelar aksi. Lihat foto dan link bertanya: 


Lihat beritanya di link ini : Listrik Sering Padam, Aliansi Pemuda Fakfak Datangi Kantor PLN

Bukan hanya PLN Tetapi Berlaku Untuk Hal-hal Lainnya Jadilah Netizen yang cerdas

Bijaklah menggunakan sosial media sehingga terasa manfaatnya. Kita tidak perlu saling mengulas untuk terus mengkritisi satu dengan yang lain. Sudah saatnya sesama kita tetap menjaga etika di sosial media seperti dikehidupan nyata. Menulis status itu bebas dan sah-saha saja tetapi dalam batasan yang juga bisa dipahami. Sehingga tidak menjadi bumerang bagi diri sendiri.
Beberapa orang suka menyerang dan menjatuhkan pihak lainnya di sosial media; bahkan mereka bertindak bak singa tetapi ketika bertemu muka dalam diskusi atau pertemuan tak terduga bisa saja sisinga menjadi kucing yang tertunduk dalam diam.

Oleh karena itu mulailah kita dewasa dalam bersosial media; lebih indah menjalin persahabatan tanpa batas daripada membangun kritikan-kritikan pedas tak bermakna. Kritik boleh saja selama itu sesuai dengan topil yang ada.

Salam Blogger

Gabhex | Bisa Papua