Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Fakta Sejarah Tak Bisa Disembunyikan

Daerah Papua menjadi negeri yang paling banyak mendapatkan perhatian dari pemerintah indonesia. Ini bukan sekedar perhatian biasa, tentu saja ada hal lain yang mesti diperhatikan; Tanah Papua dengan sumber daya alam yang masih alami dan belum habis digerogoti oleh kerakusan dan ketamakan manusia. Alibi kesejahteraan, pemerataan pembangunan, membangun infrastruktur tetapi orang Papua sendiri kian menjadi minoritas ditanahnya.

Nasib bangsa Papua masih belum pulih dari satu luka kemudian muncul lagi luka lainnya. Suatu masaah belum kelar, terjadi lagi dan terjadi. Atas nama nasionalisme bahkan mengambil dan merampas yang bukan miliknya.

Sesuatu yang tak pantas diperlihatkan kepada generasi yang bertumbuh selanjutnya. Jangan lagi membangun kesadaran palsu hanya untuk melanggengkan kekuasan. Kita semua tahu bahwa suara untuk menuntut review pepera, maupun referendum masih gencar disuarakan. Namun mengapa negara begitu takut dengan membalas menangkap dan lain sebagainya kepada orang papua yang jelas-jelas merupakan pemilik tanah Papua ?

Sejarah mesti dibuka kembali, meluruskan sesuatu yang salah dimasa lalu yang tentu punya dampak hingga kini. Suatu contoh yang bisa kita lihat yakni momentum peringatan hari ulang tahun Papua yang biasanya diperingati tiap 1 Desember. 
Peristiwa 1 Desember 1961 dimana untuk pertama kali bendera nasional Papua, Bintang Fajar dikibarkan di Hollandia. Tahun 1961  indonesia belum merebut Papua; pernyataan merebut dan membubarkan negara Papua baru diumumkan oleh soekarno pada tanggal 19 Desember 1961 yang hingga kini dianggap sebagai awal masa gelap bagi bangsa Papua.

Ulasan tulisan mengenai sejarah Papua banyak tersebar diberbagai situs, silahkan cari-cari dan baca.

lanjut lagi, peristiwa terbaru yang terjadi di Fakfak, cukup menggemparkan publik, terus terang saya pun kaget. Informasi dan kronologis sudah dimuat dibeberapa media/situs Fakfak seperti infofakfak.com dan lainnya; namun yang membuat terkejut adalah foto yang tersebar luar di sosial media. Lihat foto dibawah ini :
Melihat mereka pada posisi tangan terikat; lalu yang berdiri adalah aparat keamanan. Peristiwa ini menurut keterangan pada foto yang dishare terjadi di Kampung Pikpik  Distrik Kramongmongga.  
Yang menjadi pertanyaan, apakah proses penangkapan sudah sesuai prosedur? ketika orang melihat foto seperti ini maka melahirkan beragam persepsi diotaknya.

Semoga bangsa Papua secepatnya mendapatkan kebebasannya sehingga tidak ada lagi pemandangan seperti ini terulang kembali. 

Di masa Belanda adakah perlakuan orang Papua seperti ini; sepertinya berbeda. Masa integrasi dengan indonesia, sudah ribuan orang Papua menjadi korban.

Bangsa yang menghargai dan menghormati sejarah bangsanya tidak akan diam, kebangkitan untuk merebut kebebasan untuk bangsanya pasti terjadi.

Solusi terbaik untuk penyelesaian adalah duduk berunding dan menyelesaikan sengketa politik daripada menimbun persoalan kemanusiaan ditanah ini.

Kurang dan lebih, sekedar catatan malam, salam mehak.

Gabhex | Bisa Papua