Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Selamat Menyongsong Tahun Baru

Bisa Papua -Sehari menjelang tahun baru 2020 baru bikin tulisan di blog ini. Selama beberapa waktu ini blog ini terabaikan. Tak ada tulisan ucapan selamat natal maupun tulisan lainnya. Beberapa ide menulis muncul tetapi kemudian hanya menjadi draft dalam postingan. Ada situasi yang saya sadari tidak mengenakan untuk menulis seperti beberapa peristiwa yang terjadi di tanah air Papua.

Peristiwa yang berlangsung di Papua secara umum dan juga yang terkhusus di Fakfak pada 1 Desember 2019; telah menambah daftar hitam sejarah kelam. Dibungkamnya hak-hak kaum pemilik negeri untuk menyuarakan kebebasannya. Penjara telah terisi oleh orang-orang pemberani, yang berani menyuarakan hak kebebasan untuk tanah airnya.

Dari ibukota jakarta ada kawan orang indonesia yang ikut mendukung  dengan begitu aktif hingga membawanya masuk kedalam penjara bersama beberapa anak muda Papua lainnya. Pasal makar pun dikenakan hanya karena aksi dan mengibarkan bendera bintang kejora.

Belum tuntas masalah eksodus ribuan mahasiswa Papua yang telah pulang ke tanah air dan tidak kembali ke kota studi sebelum karena tindakan rasisme yang terus terjadi dinegara ini. Para mahasiswa inipun telah membuat sejarah baru dimana para pemimpin di repubik ini bahkan sempat akan menyiapkan tranportasi untuk kembali ke kota studi. Beberapa orang telah menjadi korban penembakan dari aparat yang menyebabkan mereka tewas. Tersisa dalam kenangan kejamnya bersama republik dalam berbagai pendekatan yang terjadi dalam mencari solusi untuk penyelesaian status Papua.

Menjelang akhir tahun penembakan warga sipil di Nduga berujung mundurnya wakil bupati sebagai wakil pemerintah pusat di daerah menambah persoalan. Betapa kian hilangnya rasa nasonalisme dan lainnya kepada repubik. Pemerintah daerah, gubernur bupati, sempat mendesak agar penarikan pasukan yang berlebihan di Papua namun sia-sia.

Di Fakfak puluhan orang diamankan saat menggelar aksi 1 Desember 2019; yang hingga kini masih mendekam dalam tahanan dan akan ditetapkan dengan pasal makar. Status mereka yang ditahan sebagai anggota TPNPB; yang saya tahu selama ini anggota TPNPB untuk wilayah Fakfak tidak seperti diwilayah perang Ndugama maupun di Freeport atau titik perang TPNPB lainnya; Untuk wilayah Fakfak tidak ada aksi-aksi gerilya bersenjata, apalagi tindakan bersenjata yang terjadi. Sehingga sangat disayangkan bila pendekatan kepada aksi damai selalu menggunakan kekerasan.

Ada persoalan-persoalan lainnya yang mungkin luput dari ulasan singkat ini; hanya sekedar catatan pengingat menjelang berakhirnya tahun ini dan menyongsong tahun yang baru. Harapan-harapan baru dan terbaik semoga  mejadi yang terbaik di tahun-tahun yang akan datang.

Nasionalisme hanyalah duniawi, kemanusiaan yang utama, berhentilah menggunakan kekerasan; karena kekerasan hanya akan menambah dendam generasi. Bukankah hidup berdampingan dan saling mengasihi itu yang lebih baik?

Tidak ada bangsa merdeka yang memperoleh kemerdekaan dengan cuma-cuma, jelas akan ada pengorbanan. begitu pula tidak ada bangsa yang selamanya menjadi terjajah. Kelak kesadaran dan sejarah yang benar memerdekaan Bangsa tersebut.

Terimakasih sudah membaca ulasan singkat ini kawan-kawan pengunjung blog Bisa Papua; Jangan lupa  mehak (ngopi); dan selamat menyongsong tahun baru 2020

Gabhex | Bisa Papua