Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Dampak Lockdown, Akhirnya Lewat Jalur Darat

Dampak Kebijakan Pembatasan Pada Jalur Laut

Dampak kebijakan pembatasan sementara akses kapal laut karena pandemic yang terjadi di Papua, begitu terasa terutama untuk ratusan penumpang kapal pelni KM Tidar dengan tujuan Nabire.
Hal ini dikarenakan pihak Pemerintah Kabupaten Nabire melarang KM Tidar bersandar di Pelabuhan Samabusa. KM Tidar sedianya tiba sekitar pukul  17.00 Waktu Papua.

Alasan Penolakan Kapal untuk Bersandar

Adapun yang menjadi alasan atau dasar dari otoritas pelabuhan untuk menolak sandarnya  kapal adalah “Keputusan yang ditetapkan dalam rapat forkopimda (forum komunikasi pimpinan daerah) bersama para pemangku kepentingan. Dasar pelarangannya ialah surat keputusan bersama gubernur dengan seluruh bupati dan wali kota di Papua,” kata Bupati Isaias Douw dalam keterangan tertulis pada  Jumat (27/3/2020).

Rujukan lain ialah Surat Edaran Bupati Nabire tentang Pencegahan Penyebaran Covid-19, dan Surat Pernyataan Penetapan Siaga Darurat Penanganan Covid-19. Selain itu, menurut Douw, penolakkan masyarakat terhadap ketibaan KM Tidar di Pelabuhan Samabusa.

“Jadi, saya minta keluarga maupun penumpang menghormati keputusan bersama Forkopimda Nabire. Ini untuk keselamatan bersama,” lanjut Douw.

Baca juga:  Catatan Penting Pastor Marthen dari Roma

Penumpang Pertanyakan Pihak Kapal

Para penumpang tujan Nabire yang berada di kapal tidak terima dan sempat mempertanyakan kepada pihak kapal. Namun hasilnya nihil, KM Tidar yang bertolak dari Manokwari tersebut pun harus memutar haluan, dan kembali ke rute semula. Tindakan itu sempat membingungkan para penumpang.

Kepala Pelni Cabang Nabire Suyatno menyatakan seluruh penumpang tujuan  Nabire diturunkan di Pelabuhan Manokwari. Adapun KM Tidar akan melanjutkan perjalanan menuju Sorong di Papua Barat.

“Nahkoda sudah berkoordinasi dengan Bupati (Nabire), tetapi kapal tetap tidak bisa sandar di (Pelabuhan Samabusa). Jadi, kami ikuti arahan pimpinan daerah,” kata Suyatno. (*)

Diterima Gubernur PB, Penginapan Sementara BLK

Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan menerima 154 orang penumpang KM Tidar yang harusnya bersandar di Pelabuhan Nabire.

Dominggus menyebutkan atas dasar kemanusiaan, penumpang KM Tidar akhirnya berlabuh di Pelabuhan Manokwari dan ditampung di Balai Latihan Kehutanan (BLK) Manokwari.

"Ini dampak dari lockdown di Papua. Hikmahnya bagi kami di Papua Barat. Kami masih memiliki rasa kemanusiaan. Kami menerima penumpang KM Tidar, terlebih keadaan seperti ini. Mereka saudara kita juga. Apalagi KM Tidar melanjutkan perjalanan ke Jakarta, kasian kalau mereka malahan dibawa ke daerah yang terpapar corona," jelasnya.

"Total penumpang ada 154 orang, tapi yang ditampung hanya 74 orang dan sisanya berada di rumah keluarganya di Manokwari," kata Dominggus yang juga Kepala Suku Besar Arfak Manokwari, Selasa (31/3).

Usai diterima, 154 orang ini diperiksa kesehatannya secara keseluruhan; beruntung semua penumpang dalam kondisi sehat.

Penumpang KM Tidar akhirnya gunakan jalur darat

Setelah tertahan di Kabupaten Manokwari selama beberapa hari, 75 warga kabupaten Nabire penumpang KM Tidar akhirnya mendapat akses transportasi untuk kembali ke daerah asalnya melalui jalur darat.

Dengan Pertimbangan Kemanusiaan dan Persaudaraan, Gubernur PB Fasilitas 7 Mobil Pulangkan Warga Nabire.

Dilansir dari kongkrit.com: “Kemarin sebagian sudah pulang, kemudian kami tadi melepas sekitar 75 warga Nabire yang tinggal di BLK kembali ke Daerahnya,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Covid19 Papua Barat dr. Arnoldus Tiniap Rabu 01 April 2020.