Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kabar Tentang Perang, Bukan Sekedar Hoax

Yah akhirnya sa ikutan mau berbagi pendapat dalam ulasan singkat terkait situasi yang terjadi di Papua khususnya di kabupaten Nduga. Kesan sepi pemberitaan, terutama media tv, dan beberapa media lainnya yang tahun lalu begitu ramai membahas dan mengulas tentang penembakan pekerja.

Menelusuri jejak dibalik peristiwa itu penting untuk bisa mengetahui lebih jelas. Apa dan kenapa? Apa tujuannya dan mengapa jalan seperti ini yang diambil. Menarik dan jadi lebih tahu setiap alasan dibaliknya. Begitu pula yang terjadi kini. Nduga, takdir yang tak terduga!

Perang yang terjadi bukan lagi sekedar hoax. Tidak bisa lagi ditutupi bahwa itu terjadi dan dianggap sebagai kriminal lagi, bukan berdasar kebutuhan perut, pembangunan, ekonomi dan lainnya. Perang ini adalah perang mempertahankan kedaulatan. Perang melawan pendudukan, perang melawan orang asing yang masuk. Bahkan pimpinan perang yang menembak pekerja istaka pekerja jalan itu; telah menyampaikan akan perang sampai indonesia lepaskan Papua.

Perang ini telah berdampak pada pengungsian masyarakat sipil dari kampung-kampung, distrik dalam jumlah besar. Perang antar kombatan; perang pemberontakan, perang antara dua bangsa yang tidak akan selesai dan hanya menambah jumlah korban anak bangsa.
Perang ini telah membuat ratusan anak sekolah tidak bersekolah disekolahnya dan terpaksa melanjutkan pendidikan disekolah darurat yang dibangun oleh relawan di Wamena. Generasi akhirnya menghindari dari konflik agar tidak menjadi korban. Beberapa  orang tuanya bahkan masih mengungsi di hutan.

Korban perang selain masyarakat sipil juga ada korban yang jatuh pada kedua pihak militer. Sama-sama menggunakan senjata api, yang tetap saja dapat mematikan lawan. Namun sorotan saya lebih kepada korban sipil, masyarakat yang terpaksa harus mengungsi.

Kapan perang ini akan berakhir? Kapan kedamaian kembali hadir untuk masyarakat yang mengungsi? Kapan pulang ke kampung halaman, kembali ke rumah?. Tentu ini menjadi perenungan bersama yang mengamati perkembangan disana; dan berharap bahwa perang ini bisa segera usai. Baku balas tembak menembak dengan korban yang terus dan akan terus terjadi selama belum ada suatu perundingan.

Lebih baik duduk berunding untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi daripada terus menggunakan kekuatan senjata untuk berbicara. Perang, senjata dan korban hanya akan menjadi cerita duka untuk setiap anak yang kehilangan sosok ayah yang gugur dalam pertempuran.

So tulisan spanggal ini bukan bermaksud menyindir siapapun tetapi lebih kepada suatu sudut pandang dalam melihat peristiwa yang terjadi di Papua khususnya di Nduga.

Generasi bangsa yang cerdas haruslah mendorong penyelesaian dengan cara-cara damai dan bermartabat; dengan tetap menghormati hak setiap suku bangsa yang menginginkan mengatur masa depannya sendiri.

Salam Blogger

Bisa Papua | Gabhex