Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Generasi Cerdas, Perjuangan dalam Pangkuan Ibu Pertiwi

Ada apa dengan Papua? Kenapa harus terjadi lagi pembunuhan atas nama perjuangan mewujudkan kemerdekaan. Bukankah bersama Indonesia Papua sudah merdeka? Lantas mengapa ada gerakan – gerakan perlawanan yang terus tiada henti bergerilya melawan aparat keamanan Indonesia? Jika benar papua telah kembali ke pangkuan ibu pertiwi maka mengapa masih ada nasionalisme ganda dalam diri orang Papua? Mengapa ibu pertiwi bertindak semena-mena semenjak tanah ini diambil alih dan menjalankan roda pemerintahan setengah abad lalu? Pembangunan yang dianggap tertinggal hingga harus dipercepat, percepatan pembangunan untuk rakyat mendapatkan satu harga, namun kesan pembangunan yang dipaksa ternyata belum mampu meredam juga? Ada apa dengan masa lalu Papua?

Lihat Juga: Perlunya Pendidikan Sejarah Bagi Generasi

Begitu banyak pertanyaan yang semakin terlintas dalam benak, manakala tahun berganti kekerasan demi kekerasan masih mendominasi berita-berita baik media local maupun media nasional. Belum tuntaskah persoalan dasar hingga untuk melangkah kedepan masih terus terganjal? Jawabannya sangat jelas, belum tuntas.

Persoalan mendasar yang menjadi keharusan pemerintah Indonesia adalah dengan membuka ruang untuk penyelesaian status politik Papua. Perundingan antar kedua belah pihak bersama pihak ketiga yang netral dalam membahas dan membicarakan permasalahan Papua sangat-sangat penting dilakukan. Dan bukan terus menutup mata dan menganggap persoalan Papua adalah masalah ketertinggalan pembangunan, ketertinggalan ekonomi dan sebagainya, permasalahan dasar adalah integrasi Papua yang belum final, integrasi yang penuh kebohongan sehingga penting untuk menyelesaikannya.

Pengabaian atas tuntutan rakyat Papua dan terus melanjutkan pemaksaan kekuasaan atas wilayah Papua dengan menjalankan roda pemerintahan dibantu kekuatan senjata hanya akan bertahan dalam waktu singkat, bilamana rakyat Papua terus mengobarkan semangat perlawanan maka sejarah akan mencatat Papua pernah menjadi bagian Indonesia sama seperti Timtim.

Baca Juga: Cerita: Sekedar Pendapat Papua Ber”Hak” Merdeka

Kita adalah generasi emas  di abad ini, generasi yang semakin maju dengan pencapaian luar biasa untuk  teknologi, arus media online ikut membantu menyuburkan nasionalisme kebangsaan setiap wilayah di nusantara. Generasi yang cerdas yang bisa belajar dari berbagai opini juga catatan sejarah dan peristiwa diberbagai belahan dunia. Sejarah dari masalalu yang kelam, perang dan penjajahan, bangkitnya bangsa-bangsa dalam perjuangan kemerdekaannya. Ada banyak bangsa yang terpaksa diperbudak bangsa lain karena sumber daya alamnya. Ada juga bangsa-bangsa yang lahir dari hasil kesepakatan segelintir orang. Ada yang bertahan menjadi Negara Merdeka dan ada yang hingga kini berusaha memperjuangkan bangsanya untuk merdeka.

Kita adalah generasi yang cerdas yang dapat memilah berdasar sejarah dan bukan sebatas menelan mentah pendidikan sejarah yang dibuat untuk memperkuat rezim. Kita adalah generasi cerdas yang menghormati hak asasi dan menghormati kebebasan sesama kita selama itu tidak merugikan kita.

So back to masalah Papua, pemberitaan – pemberitaan media yang begitu jelas-jelas tidak netral dalam pemberitaan dan kesan menyudutkan satu pihak tanpa berusaha memuat akar konflik Papua adalah pembodohan kepada publik. Sehingga masyarakat yang menonton juga jangan termakan satu berita saja tetapi mencari pembanding, atau minimal tidak berkesimpulan duluan sebelum mengetahui permasalahan yang terjadi.

Salam Blogger :)

Gabhex | Bisa Papua